Sabtu, 03 Desember 2011

Kartu Kredit Untuk Gaya ATau Kebutuhan

Kartu Kredit sudah menjadi bagian dari alat pembayaran yang penting, sudah merupakan isi dompet yang tidak boleh tertinggal. Apalagi saat ini sudah banyak kemudahan untuk mendapatkan Kartu Kredit. Proses cepat dan mudah, seseorang dapat memiliki beberapa Kartu Kredit. Ada yang merasa, semakin banyak Kartu Kredit, semakin gaya. Apalagi proses pembayaran transaksi perdagangan saat ini sudah semakin canggih. Untuk melakukan berbagai transaksi kita tidak lagi harus membutuhkan uang tunai, ini disebut dengan istilah “Cashless Society” atau “masyarakat tanpa uang tunai”. Alternatif pembayaran dan transaksi keuangan selain uang tunai semakin dirasa kemudahan dan manfaatnya; mulai dari cek, giro, kartu kredit bahkan sampai pada perintah pembayaran melalui media elektronik (ATM, e-banking dan m-banking) dan dengan telekomunikasi yaitu telebanking.
Banyak orang yang menggunakan kartu kredit sebagai media pembayaran dari berbagai transaksi yang mereka buat. Lalu tanpa terasa ada suatu masalah yang mulai muncul: Utang mulai membelit karena ketidakmampuan membayar tagihan kartu kredit (minimal payment), karena transaksi yang terlalu banyak dan tidak terkontrol atau hal-hal lainnya. Lalu bagaimana kita seharusnya menggunakan kartu kredit dengan benar? Disinilah letak garis kritisnya, pemakaian kartu kredit bisa membuat bagian dari gaya hidup anda atau malah merupakan suatu hidup gaya Anda. Dalam melakukan suatu perencanaan keuangan, kartu kredit seharusnya merupakan suatu gaya hidup yang membantu anda dalam menuju kemapanan financial, tetapi jika anda sedikit terlena maka anda akan masuk dalam jerat kartu kredit yang membuat perencanaan keuangan semakin menjauh dari tujuan hidup anda.
Sebagai ilustrasi, di Indonesia suku bunga kartu kredit amatlah tinggi, rata-rata 3.25% per bulan atau sekitar 39 % per tahun. Jenis investasi apakah yang yang bisa memberikan hasil investasi sebesar 39% per tahun untuk menutupi bunga kartu kredit itu? Dengan target keuntungan investasi (return) 39% per tahun, otomatis hanya jenis investasi beresiko tinggi yang bisa memberi hasil sebesar itu. Bagi mereka yang sudah mahir berinvestasi di instrument beresiko tinggi plus siap menanggung resikonya tentu tak masalah. Bagaimana bila tidak? Tak ada jalan lain, Anda harus melunasi dulu hutang kartu kredit tersebut. Seorang perencana keuangan yang baik tidak akan memperbolehkan nasabahnya berinvestasi apabila hutang itu belum lunas.
Lalu bagaimana jika kita sudah terjerat kartu kredit, sedangkan dana untuk melunasi hutang tersebut sangat minim? Berikut beberapa langkah dalam melunasi kartu kredit:
1. Buatlah anggaran pembayaran kartu kredit Anda, misal anda mempunyai 3 kartu kredit dengan total hutang masing-masing kartu kredit sebesar Rp 4 juta(dengan bunga 3,25%/bln), Rp 8 juta (dengan bunga 2,5%/bln) dan Rp 2 juta (dengan bunga 3%/bln), sedangkan anda hanya memiliki anggaran untuk membayar hutang tersebut adalah sebesar Rp 2,500,000 setiap bulannya, maka yang harus dilakukan adalah anda harus memprioritaskan pembayaran hutang tersebut dengan melihat kartu kredit yang memberikan bunga paling tinggi terlebih dahulu, dan bukan dari yang terbesar tagihan hutangnya. Berikut ilustrasinya:
  • Rp 1.250.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3,25%
  • Rp 750.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3%
  • Rp 500.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 2,5%
2. Ajukan kartu kredit baru yang menyediakan fasilitas transfer balance dengan bunga yang lebih kecil dan segera anda tutup kartu kredit anda yang memberikan bunga yang lebih tinggi setelah anda mentransfer hutang anda tersebut (ini dikenal dengan istilah gali lubang tutup lubang)
3. Simpan untuk sementara waktu semua kartu kredit sampai Anda dapat melunasi seluruh hutang dan tutup kartu tersebut jika hutang anda telah lunas (Anda boleh menyisakan satu kartu kredit sebagai kemudahan transaksi anda)
Ilustrasi diatas menggambarkan seseorang yang menggunakan kartu kredit sebagai bagian hidup gaya, bukan gaya hidup. Lalu bagaimana menggunakan kartu kredit sebagai bagian dari gaya hidup kita? Berikut kiatnya:
1. Cermati tanggal batas cetak transaksi, batas akhir pembayaran tagihan dari kartu kredit tersebut. Contoh: Setiap kartu kredit akan melampirkan batas akhir transaksi yang tercetak dibulan berjalan (biasanya tanggal 20an) dan batas akhir masa pembayaran tagihan (biasanya minggu pertama bulan berikutnya)artinya Anda memiliki 10-15 hari setelah tanggal cetak transaksi untuk melunasi hutang kita. Jangan bertransaksi pada tanggal-tanggal mendekati masa cetak karena transaksi tersebut akan langsung tercatat sebagai tagihan Anda bulan berjalan, tetapi jika Anda bertransaksi selepas tanggal cetak (misal tgl 20 Agustus) maka tagihan anda akan tertagih pada bulan depan (tanggal 20 Sept) dan anda memiliki waktu untuk melunasi hingga minggu pertama bulan Oktober (2 bulan dari waktu transaksi Anda)
2. Jangan mengajukan kartu kredit baru, tetapi mintalah pada Bank penerbit kartu kredit Anda untuk menambah limit kredit karena dengan memiliki banyak kartu kredit akan menambah besar pembayaran tahunan (annual fee) Anda dan membuat kita tergoda untuk bertransaksi dengan kartu tersebut, yang mungkin akan membuat hutang Anda semakin bertambah.
3. Hindari pembelian atau transaksi-transaksi konsumtif dengan kartu kredit dan jangan terjebak oleh jargon atau iklan-iklan yang dibuat oleh perusahaan penerbit kartu kredit (disc menggiurkan, beli satu gratis satu, easy pay dll) kecuali Anda akan melunasi seluruh tagihan hutang Anda pada bulan berikutnya. “ Ingatlah selalu bahwa hanya karena Anda mampu membeli sesuatu, tidak berarti Anda perlu membelinya”
4. Buatlah komitmen bahwa pada bulan pertama Anda memiliki tagihan kartu kredit yang tidak mampu dibayar, Anda akan menghancurkan kartu kredit anda dan tidak akan memakainya lagi (sebaiknya demikian, sebelum terbelit kewajiban financial yang lebih besar dari kemampuan Anda sebenarnya)
Masalahnya bukan pada kartu kredit itu sendiri, yang hanyalah sebuah alat yang diciptakan untuk membuat hidup kita lebih nyaman dan efektif. Inti masalahnya adalah pada penggunanya. Akar dari credit card debt (hutang kartu kredit) adalah pada kebiasaan spending atau berbelanja dari mereka yang memiliki dan menggunakan kartu kredit untuk alasan yang salah. Menggunakan kartu kredit untuk “hidup gaya” hanya akan menjadi boomerang nantinya.

Tidak ada komentar: